Apakah HPV itu?
Infeksi dengan virus papilloma manusia (human papilloma virus/HPV) pada daerah kelamin adalah infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum. Terdapat lebih dari 120 jenis virus HPV ini. Sebuah penelitian menemukan HPV pada 77% perempuan HIV-positif. HPV menular dengan mudah melalui hubungan seks.
Infeksi dengan virus papilloma manusia (human papilloma virus/HPV) pada daerah kelamin adalah infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum. Terdapat lebih dari 120 jenis virus HPV ini. Sebuah penelitian menemukan HPV pada 77% perempuan HIV-positif. HPV menular dengan mudah melalui hubungan seks.
HPV begitu umum sehingga hampir semua laki-laki dan perempuan yang aktif secara seksual tertular pada suatu waktu dalam kehidupan.
Berbagai jenis HPV menyebabkan kutil, umumnya pada tangan atau kaki. Infeksi pada bagian tubuh ini biasanya tidak menular melalui hubungan seks. Beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kutil kelamin pada penis, vagina dan dubur. ODHA dapat mengalami luka yang lebih (arah di dubur dan daerah leher rahim). HPV juga dapat mengakibatkan masalah pada mulut atau pada lidah dan bibir. Jenis HPV lain dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal yang disebut displasia. Displasia dapat berkembang menjadi kanker dubur pada laki-laki dan perempuan, dan kanker leher rahim (cervical cancer), atau kanker penis.
Displasia di sekitar dubur disebut neoplasia intraepitelial anal (anal intraepithelial neoplasia/AIN). AIN adalah perkembangan sel baru yang tidak normal pada lapisan dubur. Displasia pada daerah leher rahim disebut neoplasia intraepitelial serviks (cervical intraepithelial neoplasia/CIN). Tampaknya AIN dan CIN lebih umum pada ODHA dibanding orang HIV-negatif.
Penemuan HPV
Banyak orang mempunyai infeksi HPV tanpa diketahui. Infeksi HPV dapat hilang tanpa menyebabkan masalah. Untuk menemukan HPV, dokter mencari displasia atau kutil kelamin.
Tes Pap (Pap smear) dipakai untuk memeriksa leher rahim perempuan. Tes ini juga dapat dipakai untuk memeriksa dubur laki-laki dan perempuan. Kain penyeka diusap pada daerah yang ingin diperiksa, dilumurkan pada kaca dan diperiksa dengan mikroskop. Sel diperiksa untuk kelainan yang mungkin menunjukkan perubahan abnormal pada sel, misalnya displasia atau kanker leher rahim.
Displasia dapat dideteksi dengan tes Pap.
Beberapa peneliti menganggap bahwa tes Pap pada dubur dan leher rahim sebaiknya dilakukan setiap tahun untuk orang yang berisiko lebih tinggi:
Kutil kelamin dapat muncul antara beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah seorang terinfeksi HPV. Kutil dapat kelihatan seperti benjolan kecil. Kadang kala, kutil ini dapat menjadi lebih penuh dengan daging dan kelihatan seperti kembang kol. Semakin lama, kutil dapat menjadi semakin besar.
Umumnya, dokter dapat menentukan apakah kita mempunyai kutil kelamin dengan melihatnya. Kadang kala alat yang disebut anoskop dipakai untuk memeriksa daerah dubur. Jika perlu, contoh kutil dipotong dan diperiksa dengan mikroskop. Ini disebut biopsi.
Jenis HPV yang menyebabkan kutil kelamin tidak sama dengan jenis virus yang menyebabkan kanker. Tetapi jika kita mempunyai kutil, kita mungkin juga terinfeksi jenis HPV lain yang dapat menyebabkan kanker.
Berbagai jenis HPV menyebabkan kutil, umumnya pada tangan atau kaki. Infeksi pada bagian tubuh ini biasanya tidak menular melalui hubungan seks. Beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kutil kelamin pada penis, vagina dan dubur. ODHA dapat mengalami luka yang lebih (arah di dubur dan daerah leher rahim). HPV juga dapat mengakibatkan masalah pada mulut atau pada lidah dan bibir. Jenis HPV lain dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal yang disebut displasia. Displasia dapat berkembang menjadi kanker dubur pada laki-laki dan perempuan, dan kanker leher rahim (cervical cancer), atau kanker penis.
Displasia di sekitar dubur disebut neoplasia intraepitelial anal (anal intraepithelial neoplasia/AIN). AIN adalah perkembangan sel baru yang tidak normal pada lapisan dubur. Displasia pada daerah leher rahim disebut neoplasia intraepitelial serviks (cervical intraepithelial neoplasia/CIN). Tampaknya AIN dan CIN lebih umum pada ODHA dibanding orang HIV-negatif.
Penemuan HPV
Banyak orang mempunyai infeksi HPV tanpa diketahui. Infeksi HPV dapat hilang tanpa menyebabkan masalah. Untuk menemukan HPV, dokter mencari displasia atau kutil kelamin.
Tes Pap (Pap smear) dipakai untuk memeriksa leher rahim perempuan. Tes ini juga dapat dipakai untuk memeriksa dubur laki-laki dan perempuan. Kain penyeka diusap pada daerah yang ingin diperiksa, dilumurkan pada kaca dan diperiksa dengan mikroskop. Sel diperiksa untuk kelainan yang mungkin menunjukkan perubahan abnormal pada sel, misalnya displasia atau kanker leher rahim.
Displasia dapat dideteksi dengan tes Pap.
Beberapa peneliti menganggap bahwa tes Pap pada dubur dan leher rahim sebaiknya dilakukan setiap tahun untuk orang yang berisiko lebih tinggi:
- Orang yang menerima seks anal (penis masuk pada duburnya)
- Perempuan yang pernah mengalami CIN
- Siapa pun dengan jumlah CD4 di bawah 500
Kutil kelamin dapat muncul antara beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah seorang terinfeksi HPV. Kutil dapat kelihatan seperti benjolan kecil. Kadang kala, kutil ini dapat menjadi lebih penuh dengan daging dan kelihatan seperti kembang kol. Semakin lama, kutil dapat menjadi semakin besar.
Umumnya, dokter dapat menentukan apakah kita mempunyai kutil kelamin dengan melihatnya. Kadang kala alat yang disebut anoskop dipakai untuk memeriksa daerah dubur. Jika perlu, contoh kutil dipotong dan diperiksa dengan mikroskop. Ini disebut biopsi.
Jenis HPV yang menyebabkan kutil kelamin tidak sama dengan jenis virus yang menyebabkan kanker. Tetapi jika kita mempunyai kutil, kita mungkin juga terinfeksi jenis HPV lain yang dapat menyebabkan kanker.
Penularan HPV
Tidak ada cara yang mudah untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HPV. Orang yang tidak menunjukkan tanda atau gejala infeksi HPV tetap dapat menularkan infeksinya.
Infeksi HPV dapat terjadi jika seseorang bersentuhan langsung dengan kulit pengidap atau benda yang terkontaminasi virus HPV. Hubungan seksual juga dapat menjadi sarana penularan virus HPV pada kelamin. Misalnya kontak langsung dengan kulit kelamin, membran mukosa atau pertukaran cairan tubuh, dan seks oral atau anal.
Kondom tidak mencegah penularan HPV secara keseluruhan.
Virus ini dapat menular melalui hubungan langsung dengan daerah kulit yang terinfeksi yang tidak diliputi oleh kondom.
Meski jarang terjadi, seorang ibu berpotensi menularkan HPV pada bayinya saat menjalani persalinan.
Tidak semua HPV dapat menyebabkan kanker, tapi ada beberapa jenis HPV kelamin yang dapat memicu kanker leher rahim atau serviks, serta kanker pada anus dan penis. WHO (World Health Organisation) memperkirakan sekitar 99 persen kasus kanker serviks berhubungan dengan infeksi HPV pada genital.
Pencegahan HPV
Laki-laki dan perempuan dengan HIV yang aktif secara seksual mungkin sebaiknya melakukan tes Pap secara berkala pada vagina dan/atau dubur untuk mencari sel yang abnormal atau tanda awal kutil. Hasil positif dapat ditindaklanjuti untuk mengetahui apakah pengobatan dibutuhkan.
Langkah pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah vaksinasi. Vaksin bernama Gardasil adalah salah satu vaksin HPV yang terbukti efektif untuk mencegah kutil kelamin serta kanker serviks.
Vaksin HPV umumnya dianjurkan untuk remaja perempuan. Vaksin ini dibagi dalam tiga dosis. Jarak antara dosis pertama dan kedua adalah dua bulan, sedangkan jarak antara dosis pertama dan ketiga adalah enam bulan.
Metode-metode pencegahan yang lain yang mungkin berguna adalah:
Pengobatan HPV
Belum ada pengobatan langsung untuk infeksi HPV. Sistem kekebalan tubuh dapat “memberantas” (alias menyembuhkan) infeksi HPV. Namun orang tersebut dapat tertular lagi.
Displasia dan kutil dapat dicabut. Ada beberapa cara untuk melakukan ini:
Infeksi HPV dapat bertahan lama, terutama pada orang terinfeksi HIV. Displasia dan kutil dapat kambuh. Penyakit ini sebaiknya diobati sesegera mungkin untuk mengurangi kemungkinan penyebaran atau kambuh.
Sebuah penelitian di AS menemukan bahwa peningkatan dalam kanker dubur sebagian besar ditemukan pada ODHA laki-laki.
Garis Besar
Virus papiloma manusia (HPV) adalah virus yang sangat lazim. Beberapa jenis HPV menyebabkan kutil atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displasia) di daerah kelamin dalam atau di sekitar leher rahim atau dubur. Pertumbuhan sel tidak normal ini dapat menyebabkan kanker leher rahim atau dubur.
Infeksi HPV pada alat kelamin disebarkan melalui hubungan seks.
Infeksi HPV dapat bertahan lama, terutama pada Odha. Dua vaksin sudah disetujui untuk dipakai pada laki-laki dan perempuan berusia 9-26 tahun.
Tes Pap dapat menemukan pertumbuhan sel yang tidak normal pada leher rahim. Tes ini juga dapat dipakai untuk memeriksa dubur laki-laki dan perempuan. Walaupun tes Pap tampaknya cara terbaik untuk menemukan kanker leher rahim secara dini, pemeriksaan fisik dengan hati-hati mungkin adalah cara terbaik untuk menemukan kanker dubur.
Tanda infeksi HPV – kutil atau displasia – sebaiknya diobati sesegera mungkin setelah dideteksi. Kalau tidak, masalah dapat menjadi lebih besar dan lebih mungkin kambuh setelah diobati.
Diperbarui 6 Maret 2014 berdasarkan FS 510 The AIDS InfoNet 10 Januari 2014
Sumber: Spiritia, alodokter.com.
Tidak ada cara yang mudah untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HPV. Orang yang tidak menunjukkan tanda atau gejala infeksi HPV tetap dapat menularkan infeksinya.
Infeksi HPV dapat terjadi jika seseorang bersentuhan langsung dengan kulit pengidap atau benda yang terkontaminasi virus HPV. Hubungan seksual juga dapat menjadi sarana penularan virus HPV pada kelamin. Misalnya kontak langsung dengan kulit kelamin, membran mukosa atau pertukaran cairan tubuh, dan seks oral atau anal.
Kondom tidak mencegah penularan HPV secara keseluruhan.
Virus ini dapat menular melalui hubungan langsung dengan daerah kulit yang terinfeksi yang tidak diliputi oleh kondom.
Meski jarang terjadi, seorang ibu berpotensi menularkan HPV pada bayinya saat menjalani persalinan.
Tidak semua HPV dapat menyebabkan kanker, tapi ada beberapa jenis HPV kelamin yang dapat memicu kanker leher rahim atau serviks, serta kanker pada anus dan penis. WHO (World Health Organisation) memperkirakan sekitar 99 persen kasus kanker serviks berhubungan dengan infeksi HPV pada genital.
Pencegahan HPV
Laki-laki dan perempuan dengan HIV yang aktif secara seksual mungkin sebaiknya melakukan tes Pap secara berkala pada vagina dan/atau dubur untuk mencari sel yang abnormal atau tanda awal kutil. Hasil positif dapat ditindaklanjuti untuk mengetahui apakah pengobatan dibutuhkan.
Langkah pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah vaksinasi. Vaksin bernama Gardasil adalah salah satu vaksin HPV yang terbukti efektif untuk mencegah kutil kelamin serta kanker serviks.
Vaksin HPV umumnya dianjurkan untuk remaja perempuan. Vaksin ini dibagi dalam tiga dosis. Jarak antara dosis pertama dan kedua adalah dua bulan, sedangkan jarak antara dosis pertama dan ketiga adalah enam bulan.
Metode-metode pencegahan yang lain yang mungkin berguna adalah:
- Hindari menyentuh kutil secara langsung.
- Jika tidak sengaja menyentuh kutil, segera cuci tangan dengan sabun.
- Jangan berganti-ganti pasangan dan setialah pada pasangan Anda.
- Gunakan kondom tiap kali berhubungan seks. Meski tidak sepenuhnya efektif, langkah ini dapat mengurangi risiko penularan.
- Menjaga kebersihan, misalnya mengenakan alas kaki di tempat umum yang lembap seperti tepi kolam renang dan memakai kaus kaki yang bersih.
- Jangan berbagi pakai barang pribadi, misalnya gunting kuku atau silet cukur.
Pengobatan HPV
Belum ada pengobatan langsung untuk infeksi HPV. Sistem kekebalan tubuh dapat “memberantas” (alias menyembuhkan) infeksi HPV. Namun orang tersebut dapat tertular lagi.
Displasia dan kutil dapat dicabut. Ada beberapa cara untuk melakukan ini:
- Membakarnya dengan jarum listrik (kauterisasi listrik) atau laser.
- Membekukannya dengan nitrogen cair.
- Memotongnya secara bedah.
- Mengobatinya dengan zat kimia. Asam triklorasetik (TCA) efektif untuk beberapa orang.
Infeksi HPV dapat bertahan lama, terutama pada orang terinfeksi HIV. Displasia dan kutil dapat kambuh. Penyakit ini sebaiknya diobati sesegera mungkin untuk mengurangi kemungkinan penyebaran atau kambuh.
Sebuah penelitian di AS menemukan bahwa peningkatan dalam kanker dubur sebagian besar ditemukan pada ODHA laki-laki.
Garis Besar
Virus papiloma manusia (HPV) adalah virus yang sangat lazim. Beberapa jenis HPV menyebabkan kutil atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displasia) di daerah kelamin dalam atau di sekitar leher rahim atau dubur. Pertumbuhan sel tidak normal ini dapat menyebabkan kanker leher rahim atau dubur.
Infeksi HPV pada alat kelamin disebarkan melalui hubungan seks.
Infeksi HPV dapat bertahan lama, terutama pada Odha. Dua vaksin sudah disetujui untuk dipakai pada laki-laki dan perempuan berusia 9-26 tahun.
Tes Pap dapat menemukan pertumbuhan sel yang tidak normal pada leher rahim. Tes ini juga dapat dipakai untuk memeriksa dubur laki-laki dan perempuan. Walaupun tes Pap tampaknya cara terbaik untuk menemukan kanker leher rahim secara dini, pemeriksaan fisik dengan hati-hati mungkin adalah cara terbaik untuk menemukan kanker dubur.
Tanda infeksi HPV – kutil atau displasia – sebaiknya diobati sesegera mungkin setelah dideteksi. Kalau tidak, masalah dapat menjadi lebih besar dan lebih mungkin kambuh setelah diobati.
Diperbarui 6 Maret 2014 berdasarkan FS 510 The AIDS InfoNet 10 Januari 2014
Sumber: Spiritia, alodokter.com.